Oleh Yuki Yukafian Suryadi
Kesaksian Warga Bengkalis yang Mati Suri dalam Temu Alumni ESQ ‘Menyaksikan Orang Disiksa dan Ingin Kembali ke Dunia’.
Pengalaman mati suri seperti yang dialami Aslina, telah pula dirasakan banyak orang. Seorang peneliti dan meraih gelar doktor filsafat dari Universitas Virginia Dr Raymond A Moody pernah meneliti fenomena ini. Hasilnya orang mati suri rata-rata memiliki pengalaman yang hampir sama. Masuk lorong waktu dan ingin dikembalikan ke dunia.
Catatan ini dilengkapi pula dengan penjelasan instruktur ESQ Legisan Sugimin yang mengutip Al-Quran yang menjelaskan orang yang mati itu ingin dikembalikan ke dunia, serta penelusuran melalui internet tentang Dr Raymond. Bagi pembaca yang ingin mengetahui perihal Dr Raymond dapat membuka situs http://www.lifeafterlife. com dan hasil penelitian Raymond tentang mati suri dapat dibaca di buku Life After Life.
Aslina adalah warga Bengkalis yang mati suri 24 Agustus 2006 lalu. Gadis berusia sekitar 25 tahun itu memberikan kesaksian saat nyawanya dicabut dan apa yang disaksikan ruhnya saat mati suri.
Sebelum Aslina memberi kesaksian, pamannya Rustam Effendi memberikan penjelasan pembuka. Aslina berasal dari keluarga sederhana, ia telah yatim. Sejak kecil cobaan telah datang pada dirinya. Pada umur tujuh tahun tubuhnya terbakar api sehingga harus menjalani dua kali operasi. Menjelang usia SMA ia termakan racun. Tersebab itu ia menderita selama tiga tahun. Pada umur 20 tahun ia terkena gondok (hipertiroid). Gondok tersebut menyebabkan beberapa kerusakan pada jantung dan matanya. Karena penyakit gondok itu maka Jumat, 24 Agustus 2006 Aslina menjalani check-up atas gondoknya di Rumah Sakit Mahkota Medical Center (MMC) Melaka Malaysia. Hasil pemeriksaan menyatakan penyakitnya di ambang batas sehingga belum bisa dioperasi.
”Kalau dioperasi maka akan terjadi pendarahan,” jelas Rustam. Oleh karena itu Aslina hanya diberi obat. Namun kondisinya tetap lemah. Malamnya Aslina gelisah luar biasa, dan terpaksa pamannya membawa Aslina kembali ke Mahkota sekitar pukul 12 malam itu. Ia dimasukkan ke unit gawat darurat (UGD), saat itu detak jantungnya dan napasnya sesak.Lalu ia dibawa ke luar UGD masuk ke ruang perawatan. ”Aslina seperti orang ombak (menjelang sakratulmaut, red). Lalu saya ajarkan kalimat thoyyibah dan syahadat. Setelah itu dalam pandangan saya Aslina menghembuskan nafas terakhir,” ungkapnya. Usai Rustam memberi pengantar, lalu Aslina memberikan kesaksiaanya.
”Mati adalah pasti. Kita ini calon-calon mayat, calon penghuni kubur,” begitu ia mengawali kesaksiaanya setelah meminta seluruh hadirin yang memenuhi Grand Ball Room Hotel Mutiara Merdeka Pekanbaru tersebut membacakan shalawat untuk Nabi Muhammad SAW. Tak lupa ia juga menasehati jamaah untuk memantapkan iman, amal dan ketakwaan sebelum mati datang. ”Saya telah merasakan mati,” ujar anak yatim itu. Hadirin terpaku mendengar kesaksian itu. Sungguh, lanjutya, terlalu sakit mati itu.
Diceritakan, rasa sakit ketika nyawa dicabut itu seperti sakitnya kulit hewan ditarik dari daging, dikoyak. Bahkan lebih sakit lagi. ”Terasa malaikat mencabut (nyawa, red) dari kaki kanan saya,” tambahnya. Di saat itu ia sempat diajarkan oleh pamannya kalimat thoyibah. ”Saat di ujung napas, saya berzikir,” ujarnya. ”Sungguh sakitnya, Pak, Bu,” ulangnya di hadapan lebih dari 300 alumni ESQ Pekanbaru.
Diungkapkan, ketika ruhnya telah tercabut dari jasad, ia menyaksikan di sekelilingnya ada dokter, pamannya dan ia juga melihat jasadnya yang terbujur. Setelah itu datang dua malaikat serba putih mengucapkan Assalaimualaikum kepada ruh Aslina. ”Malaikat itu besar, kalau memanggil, jantung rasanya mau copot, gemetar,” ujar Aslina mencerita pengalaman matinya. Lalu malaikat itu bertanya: ”siapa Tuhanmu, apa agamamu, dimana kiblatmu dan siapa nama orangtuamu.” Ruh Aslina menjawab semua pertanyaan itu dengan lancar. Lalu ia dibawa ke alam barzah. ”Tak ada teman kecuali amal,” tambah Aslina yang Ahad malam itu berpakaian serba hijau.
Seperti pengakuan pamannya, Aslina bukan seorang pendakwah, tapi malam itu ia tampil memberikan kesaksian bagaikan seorang muballighah. Di alam barzah ia melihat seseorang ditemani oleh sosok yang mukanya berkudis,badan berbulu dan mengeluarkan bau busuk. Mungkin sosok itulah adalah amal buruk dari orang tersebut.
Aslina melanjutkan. ”Bapak, Ibu, ingatlah mati,” sekali lagi ia mengajak hadirin untuk bertaubat dan beramal sebelum ajal menjemput. Di alam barzah, ia melanjutkan kesaksiannya, ruh Aslina dipimpin oleh dua orang malaikat. Saat itu ia ingin sekali berjumpa dengan ayahnya. Lalu ia memanggil malaikat itu dengan ”Ayah”. ”Wahai ayah bisakah saya bertemu dengan ayah saya,” tanyanya. Lalu muncullah satu sosok. Ruh Aslina tak mengenal sosok yang berusia antara 17-20 tahun itu. Sebab ayahnya meninggal saat berusia 65 tahun. Ternyata memang benar, sosok muda itu adalah ayahnya. Ruh Aslina mengucapkan salam ke ayahnya dan berkata: ”Wahai ayah, janji saya telah sampai.” Mendengar itu ayah saya saya menangis. Lalu ayahnya berkata kepada Aslina. ”Pulanglah ke rumah, kasihan adik-adikmu. ” ruh Aslina pun menjawab. ”Saya tak bisa pulang, karena janji telah sampai”.
Usai menceritakan dialog itu, Aslina mengingatkan kembali kepada hadirin bahwa alam barzah dan akhirat itu benar-benar ada. ”Alam barzah, akhirat, surga dan neraka itu betul ada. Akhirat adalah kekal,” ujarnya bak seorang pendakwah.
Setelah dialog antara ruh Aslina dan ayahnya. Ayahnya tersebut menunduk. Lalu dua malaikat memimpinnya kembali, ia bertemu dengan perempuan yang beramal shaleh yang mukanya bercahaya dan wangi. Lalu ruh Aslina dibawa kursi yang empuk dan didudukkan di kursi tersebut, disebelahnya terdapat seorang perempuan yang menutup aurat, wajahnya cantik. Ruh Aslina bertanya kepada perempuan itu. ”Siapa kamu?” lalu perempuan itu menjawab.”Akulah (amal) kamu.”
Selanjutnya ia dibawa bersama dua malaikat dan amalnya berjalan menelurusi lorong waktu melihat penderitaan manusia yang disiksa. Di sana ia melihat seorang laki-laki yang memikul besi seberat 500 ton, tangannya dirantai ke bahu, pakaiannya koyak-koyak dan baunya menjijikkan. Ruh Aslina bertanya kepada amalnya.”Siapa manusia ini?” Amal Aslina menjawab orang tersebut ketika hidupnya suka membunuh orang.
Lalu dilihatnya orang yang yang kulit dan dagingnya lepas. Ruh Aslina bertanya lagi ke amalnya tentang orang tersebut. Amalnya mengatakan bahwa manusia tersebut tidak pernah shalat. Selanjutnya tampak pula oleh ruh Aslina manusia yang dihujamkan besi ke tubuhnya. Ternyata orang itu adalah manusia yang suka berzina. Tampak juga orang saling bunuh, manusia itu ketika hidup suka bertengkar dan mengancam orang lain.
Dilihatkan juga pada ruh Aslina, orang yang ditusuk dengan 80 tusukan, setiap tusukan terdapat 80 mata pisau yang tembus ke dadanya, lalu berlumuran darah, orang tersebut menjerit dan tidak ada yang menolongnya. Ruh Aslina bertanya pada amalnya. Dan dijawab orang tersebut adalah orang juga suka membunuh. Ada pula orang yang dihempaskan ke tanah lalu dibunuh. Orang tersebut adalah anak yang durhaka dan tidak mau memelihara orang tuanya ketika di dunia.
Perjalanan menelusuri lorong waktu terus berlanjut. Sampailah ruh Aslina di malam yang gelap, kelam dan sangat pekat sehingga dua malaikat dan amalnya yang ada disisinya tak tampak. Tiba-tiba muncul suara orang mengucap : Subnallah, Alhamdulillah dan Allahu Akbar. Tiba-tiba ada yang mengalungkan sesuatu di lehernya. Kalungan itu ternyata tasbih yang memiliki biji 99 butir.
Perjalanan berlanjut. Ia nampak tepak tembaga yang sisi-sisinya mengeluarkan cahaya, di belakang tepak itu terdapat gambar Ka’bah. Di dalam tepak terdapat batangan emas. Ruh Aslina bertanya pada amalnya tentang tepak itu. Amalnya menjawab tepak tersebut adalah husnul khatimah. (Husnul khatimah secara literlek berarti akhir yang baik. Yakni keadaan dimana manusia pada akhir hayatnya dalam keadaan (berbuat) baik, red).
Selanjutnya ruh Aslina mendengarkan azan seperti azan di Mekkah. Ia pun mengatakan kepada amalnya. ”Saya mau shalat.” Lalu dua malaikat yang memimpinnya melepaskan tangan ruh Aslina. ”Saya pun bertayamum, saya shalat seperti orang-orang di dunia shalat,” ungkap Aslina. Selanjutnya ia kembali dipimpin untuk melihat Masjid Nabawi. Lalu diperlihatkan pula kepada ruh Aslina, makam Nabi Muhammad SAW. Dimakam tersebut batangan-batangan emas di dalam tepak ”husnul khatimah” itu mengeluarkan cahaya terang. Berikutnya ia melihat cahaya seperti matahari tapi agak kecil. Cahaya itu pun bicara kepada ruh Aslina. ”Tolong kau sampaikan kepada umat, untuk bersujud di hadapan Allah.”
Selanjutnya ruh Aslina menyaksikan miliaran manusia dari berbagai abad berkumpul di satu lapangan yang sangat luas. Ruh Aslina hanya berjarak sekitar lima meter dari kumpulan manusia itu. Kumpulan manusia itu berkata. ”Cepatlah kiamat, aku tak tahan lagi di sini Ya Allah.” Manusia-manusia itu juga memohon. ”Tolong kembalikan aku ke dunia, aku mau beramal.”
Begitulah di antara cerita Aslina terhadap apa yang dilihat ruhnya saat ia mati suri. Dalam kesaksiaannya ia senantiasa mengajak hadirin yang datang pada pertemuan alumni ESQ itu untuk bertaubat dan beramal shaleh serta tidak melanggar aturan Allah. Setelah kesaksian Aslina, instruktur Pelatihan ESQ Legisan Sugimin yang telah mendapat lisensi dari Ary Ginanjar (pengarang buku sekaligus penemu metode Pelatihan ESQ) menjelaskan bahwa fenomena mati suri dan apa yang disaksikan oleh orang yang mati suri pernah diteliti ilmuan Barat. Legisan mengemukakan pula, mungkin di antara alumni ESQ yang hadir pada Ahad (24/9) malam itu ada yang tidak percaya atau ragu terhadap kesaksian Aslina. Tapi yang jelas, lanjutnya, rata-rata orang yang mati suri merasakan dan melihat hal yang hampir sama.
”Apa yang disampaikan Aslina, mungkin bukti yang ditunjukkan Allah kepada kita semua,” ujarnya. Legisan menjelaskan penelitian oleh Dr Raymond A Moody Jr tentang mati suri. Raymond mengemukakan orang mati suri itu dibawa masuk ke lorong waktu, di sana ia melihat rekaman seluruh apa yang telah ia lakukan selama hidupnya. Dan diakhir pengakuan orang mati suri itu berkata: ”Dan aku ingin agar aku dapat kembali dan membatalkan semuanya.”
Menanggapi kesaksian Aslina yang melihat orang-orang berteriak ingin dikembalikan ke dunia dan ingin beramal serta penelitian Raymond yang menyebutkan ”aku ingin agar aku dapat kembali dan membatalkan semuanya,” Legisan mengutip ayat Al-Quran Surat Al-Mu’muninun (23) ayat 99-100:
Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata:”Ya, Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia).”(99) . Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.(100).
Sebagai penguat dalil agar manusia bertaubat, dikutipkan juga Quran Surat Az-Zumar ayat 39: ”Dan kembalilah kamu kepada Tuhan-Mu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).”
Usai pertemuan alumni itu, Aslina meminta nasehat dari Legisan. Intruktur ESQ itu menyarankan agar Aslina senatiasa berdakwah dan menyampaikan kesaksiaannya saat mati suri kepada masyarakat agar mereka bertaubat dan senantiasa mentaati perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Setelah acara, banyak di antara alumni yang bersimpati dan ingin membantu pengobatan sakit gondoknya. Para hadirinpun menyempat diri untuk berfoto bersama Aslina.
Semoga pembaca dapat mengambil pelajaran dari kesaksiaan tersebut.
NB : Bagikan cerita ini kepada semua orang, agar mereka mendapat hikmahnya dari cerita ini. Ternyata hidup ini hanya sementara, dan hanya amal serta hati yang bersih yang menuntun kita menuju jalan kehadapan Ilahi.
Dikirim oleh :
yuki yukafian suryadi [yukafian.yuki@yahoo.com]
URL : yuki.yukafian@gmail.com
[Rileks.com]
——————————————–
Tulisan Terkait : PERJALANAN ALAM ROH: Dua Jam Mati hidup kembali (Aslina)
Jumat, 12 September 2008 at 5:24 am
ass…
Mohon izin untuk menyebarkan…
terima kasih
Sabtu, 13 September 2008 at 10:21 am
ok juragan!!!!!!
Sabtu, 13 September 2008 at 1:03 pm
Ass. Wr. Wb.
Demi Allah, lorong waktu benar-benar ada, ketika sakit parah di waktu kecil saya sering di bawa ke lorong waktu meski saya tidak sampai mati suri.
Sabtu, 13 September 2008 at 3:16 pm
HIKMAH PUASA
Dari Abu Hurairah radhiallahu �anhu, dia berkata: Rasulullah shollallahu �alaihi wa sallam bersabda: �Semua amalan anak Adam dilipatgandakan. Satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipatnya hingga tujuh ratus kali lipat. Allah subhanahu wa ta�ala berfirman: �Kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku, dan Aku sendiri yang akan membalasnya. Yang demikian itu karena dia meningalkan syahwat danmakannya karena Aku.� Bagi orang yang berpuasa mendapat dua kebahagiaan. Kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-nya. Dan sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih baik di sisi Allah dari bau misk. Dan puasa adalah perisai. Jika salah seorang di antaramu berpuasa maka janganlah ia berbuat keji dan berkata-kata kotor. Jika seseorang mencelamu atau memerangimu, maka katakanlah kepadanya: Sesungguhnya aku seorang yang sedang berpuasa.� (Muttafaq �alaihi
Sabtu, 13 September 2008 at 10:17 pm
minta izin buat copy ya
Minggu, 14 September 2008 at 1:51 am
Subhanallah………..
Minggu, 14 September 2008 at 1:58 am
ya Allah … brp bnyak dosa yg udah aku buat :(
Minggu, 14 September 2008 at 2:09 am
assalamu’alaikum…
SUBHANALLAH…
semoga crita ini bukan fiktif belaka.
Minggu, 14 September 2008 at 2:36 am
mudah-2 an kita tetap diberi iman, islam dan khusnul khotimah, amien
Minggu, 14 September 2008 at 2:50 am
baik boss minta ijin copy paste
Minggu, 14 September 2008 at 3:18 am
allahu akbar….
Minggu, 14 September 2008 at 4:19 am
Salam
pengalaman luar biasa, semoga jadi pengingat buat kita yang masih bernafas. Amin
Minggu, 14 September 2008 at 4:47 am
Subhanallah
Saya masukkan dalam blog saya
Minggu, 14 September 2008 at 8:16 am
terima kasih telah mengingatkan kami yang banyak dosa
Minggu, 14 September 2008 at 8:27 am
Mengagumkan.. Sangat menginspirasi
Minggu, 14 September 2008 at 9:38 am
Semoga Allah memberikan kita petunjuk dan hidayhNya, agar kita selalu ingat kepada kematian… Astagfirullahal’azhim…
Syukron atas postingannya… :-)
Minggu, 14 September 2008 at 12:42 pm
Assalamualaikum wr.wb
Demi ALLAH saya sepenuhnya percaya cerita tersebut, semoga dapat membuka mata hati bagi kita yang masih di beri kesempatan hidup ini.
Senin, 15 September 2008 at 7:27 am
memang mati dan hidup hanya dibatasi membran yang tipis.. coba temen ada yang punya saudara yang pernah dioperasi atau di bius? tanyakan? mungkin dia punya pengalaman yang sama..
Senin, 15 September 2008 at 9:42 am
Artikel di blog ini sangat bagus dan berguna bagi para pembaca. Agar lebih populer, Anda bisa mempromosikan artikel Anda di infoGue.com yang akan berguna bagi semua pembaca di seluruh Indonesia. promosikan artikel anda di infoGue.com. Telah tersedia widget shareGue dan pilihan widget lainnya serta nikmati fitur info cinema, game online & kamus untuk para netter Indonesia. Salam!
http://agama.infogue.com/kesaksian_mati_suri
Senin, 15 September 2008 at 3:00 pm
Subhanallah…Alhamdulillah…Allahu Akbar
Selasa, 16 September 2008 at 8:15 am
Saya mohon izin untuk menyebarkan ke blog saya…
Rabu, 17 September 2008 at 5:36 am
Ya Allah…
Rabu, 17 September 2008 at 9:28 am
ga kebayang euy….
Senin, 29 Juni 2009 at 7:02 am
Silahkan lihat komentar tentang cerita ini disini,
http://swaramuslim.net/islam/more.php?id=5474_0_4_0_M
semoga bermanfaat
Jumat, 11 September 2009 at 12:47 pm
Komentar atas “KESAKSIAN MATI SURI DALAM TEMU ALUMNI ESQ”
Katagori : Kajian Islamology
Oleh : Redaksi 17 Nov 2007 – 7:54 pm
Kita semua yakin hari akhir itu pasti ada, dan bahwa baik dan buruk perbuatan manusia tentu ada balasannya… tapi untuk penjelasan-penjelasan pengalaman mati suri yang banyak versi dan cenderung menyesatkan rasanya tidak bijak untuk ditambahkan kedalam aqidah keimanan…
Bahwa banyak kemungkinan yang melatar belakangi “berita” & relay “berita” tersebut, namun sangat disayangkan “berita Heboh” tersebut banyak direlay oleh situs situs Islam, padahal rujukannya sangat rapuh, kalau toh “ESQ” yang menjadi rujukannya, sepertinya tdaklah tepat mengingat “ESQ” bukanlah kumpulan/majelis para ulama. (red)
Silahkan membaca, semoga bermanfaat !!
Komentar Kesaksian Mati Suri dalam Temu Alumni ESQ
Assalamu’alaikum wr.wb.,
Setelah menerima email yang sama dari beberapa orang, saya ingin berkomentar tentang isinya. Bila ada orang yang ingin meyakini kesaksian tersebut, silahkan saja.
Menurut kesaksian itu, ada seorang wanita yang wafat dan ruhnya dibawa jalan-jalan oleh dua malaikat. Tetapi bukannya setelah mati ruh kita akan ditahan di kuburan? Kok malah bisa jalan-jalan dan kembali ke dunia dengan membawa sebuah kisah di hadapan alumni ESQ? (Kenapa tidak membawa foto2 sekaligus, biar seru!)
Pertama, saya tertarik pada kalimat ini:
Aslina seperti orang ombak (menjelang sakaratul maut, red). Lalu saya ajarkan kalimat thoyyibah dan syahadat.
Kalau diajarkan syahaddat pas akan wafat, bukannya berarti dia orang kafir sebelumnya? Dan kalau dia orang kafir yang “masuk Islam” pas akan wafat di ICU di Rumah Sakit, kok syahadatnya diterima? Seingat saya syahadat tidak diterima Allah kalau diucapkan pas orang sudah yakin akan segera wafat. (Seperti kisah Firaun). Tidak dijelaskan apakah perempuan ini sudah Muslim sebelumnya atau masuk Islam pada detik2 sebelum wafat.
Akhirat adalah kekal,
Emang dia mengalami akhirat yang kekal sebelum kembali ke jasad? Katanya hanya sebentar saja di situ. Kok bisa tahu bahwa akhirat kekal setelah jalan-jalan untuk beberapa saat saja?
[setelah ketemu ruh ayah yang almarhum] Lalu ayahnya berkata kepada Aslina. ”Pulanglah ke rumah, kasihan adik-adikmu. ” ruh Aslina pun menjawab. ”Saya tak bisa pulang, karena janji telah sampai”.”
Tapi ternyata bisa pulang ke rumah juga. Jadi yang berkuasa atas roh seseorang adalah Allah atau bapak yang almarhum? Kok bisa sampai bapaknya memikirkan anak yang lain yang tertinggal dan dia berpesan agar ankanya kembali ke dunia? Dan ternyata Allah melakukan apa yang diinginkan seorang bapak yang sudah lama wafat. Bukannya hal ini aneh? Bapak yang sudah almarhum tidak sibuk memirikan diri sendiri (dosanya selama di dunia), dan tidak tertahan di kuburan, tetapi ada waktu untuk jalan-jalan, menemui anaknya, dan malah memikirkan anak lain yang masih ada di dunia.
Lalu dua malaikat memimpinnya kembali, ia bertemu dengan perempuan yang beramal shaleh yang mukanya bercahaya dan wangi.
Dari mana ketahuan perempuan itu beramal saleh? Bisa jadi dia pembunuh 100 manusia dan atas Rahmat Allah, semua dosanya diampuni (sesuai dengan hadiths Bukhari dan Muslim mengenai pembunuh 100 orang yang diampuni dosanya). Jadi dia bisa masuk sorga atau diampuni dosanya karena Rahmat Allah dan bukan karena amal salehnya.
Selanjutnya ruh Aslina mendengarkan azan seperti azan di Mekkah. Ia pun mengatakan kepada amalnya. ”Saya mau shalat.” Lalu dua malaikat yang memimpinnya melepaskan tangan ruh Aslina. ”Saya pun bertayamum, saya shalat seperti orang-orang di dunia shalat,” ungkap Aslina.
Adzan di Mekkah tergantung siapa yang ucapkan. Emang ada satu adzan saja di Mekkah sepanjang masa? Adzan dari generasi yang mana yang dia dengarkan? Kok tahu dari Mekkah dan bukan dari Tanah Abang? Apa bedanya?
Kenapa dia bertayamum? Hukum tayamum hanya berlaku dalam beberapa keadaan saja, misalnya bagi orang yang telah mencari air dan tidak mendapatkannya. Apakah dia mencari air? Tidak ada penjelasan bahwa dia mencari, tidak mendapatkannya, dan baru setelah itu dia bertayamum. Kalau ternyata memang ada air di situ, penggunaan tayamum sebagai wudhu tidak sah. Apa dia bertayamum karena musafir? Musafir dari mana ke mana? Dia tidak sengaja tinggalkan jasadnya, berarti dia tidak berniat untuk berpergian. Untuk musafir pun, lebih utama mencari air dulu. Jadi kenapa dia bertayamum?
Sholat yang mana ini yang dia kerjakan? Berapa raka’at? Kok di alam barzah ada sholat juga? Buat apa sholat di situ? Untuk menambahkan amalnya? Bagaimana menentukan waktu sholat, yang harus sesuai dengan posisi matahari? Apa ada matahari juga di situ? Bulan? Bintang?
Wanita ini dalam keadaan “RUH” bukan jasad. Apakah berarti dia “telanjang”? Atau “ruh” mempunyai perlengkapan baju? Apa ada toko busana Muslim khusus untuk ruh di alam barzah? Kalau tidak ada baju, bagaimana dan untuk apa dia melakukan sholat, karena sholat hanya sah kalau menutup aurat. Dia menutup auratnya dengan apa?
Selanjutnya ruh Aslina menyaksikan miliaran manusia dari berbagai abad berkumpul di satu lapangan yang sangat luas. Ruh Aslina hanya berjarak sekitar lima meter dari kumpulan manusia itu. Kumpulan manusia itu berkata. ”Cepatlah kiamat, aku tak tahan lagi di sini Ya Allah.” Manusia-manusia itu juga memohon. ”Tolong kembalikan aku ke dunia, aku mau beramal.”
Ini lapangan apa? Kalau ini di alam barzah, berarti ruh tidak tertahan di kuburan, dan bisa berkumpul bersama dengan orang lain. Bisa ngobrol dengan teman kalau begitu. Dan tidak di dalam kuburan sendiri.
Kalau mereka ini sudah di Padang Mahsyar, berarti kiamat sudah terjadi. Manusia hanya dikumpulkan di situ setelah kiamat terjadi dan manusia dibangkitkan kembali. Kok mereka malah minta kiamat dengan cepat? Berarti belum kiamat. Berarti masih di kuburan masing2. Kok malah bisa kumpul?
…Nabi shalallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ‘’Maka didatangkanlah kepadanya ruh dan kebaikannya. Allah melapangkan kuburan itu baginya seluas mata memandang… (HR Abu Daud dari hadits al-Amasy, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah dari hadits al-Manhal bin Amr.)
Bila setiap orang saleh yang wafat punya kuburan yang seluas mata memandang, bagaimana bisa berkumpul di suatu lapangan? Dan kalau lapangan tersebut adalah Padang Mahsyar, berarti kiamat telah terjadi.
Lapangan ini apa dan di mana?
Setelah kesaksian Aslina, instruktur Pelatihan ESQ Legisan Sugimin yang telah mendapat lisensi dari Ary Ginanjar (pengarang buku sekaligus penemu metode Pelatihan ESQ) menjelaskan bahwa fenomena mati suri dan apa yang disaksikan oleh orang yang mati suri pernah diteliti ilmuan Barat.
Ilmuan barat sudah meneliti “hantu” dan dikatakan sebagai ruh manusia yang tidak bisa “menyebrang ke dunia yang lain”. “UFO” telah diteliti oleh ilmuan barat dan mereka mengatakan UFO adalah alien dari planet yang lain. “Homoseks” telah diteliti ilmuan barat dan mereka mengatakan oke-oke saja, bukan kelainan, dan tidak perlu dikritik. “Sunatan” telah diteliti ilmuan barat dan mereka katakan tidak perlu dilakukan dan merupakan suatu bentuk aniaya terhadap anak.
Apakah sesuatu pernah diteliti oleh “ilmuan barat” berarti mereka pasti dalam kebenaran? Dan apa yang mereka ucapkan harus diterima oleh orang yang beriman kepada Allah?
Menanggapi kesaksian Aslina yang melihat orang-orang berteriak ingin dikembalikan ke dunia dan ingin beramal serta penelitian Raymond yang menyebutkan ”aku ingin agar aku dapat kembali dan membatalkan semuanya,” Legisan mengutip ayat Al-Quran Surat Al-Mu’muninun (23) ayat 99-100:
Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata:”Ya, Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia).”(99) . Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan. (100).
Kata Allah: SEKALI-KALI TIDAK! Lalu wanita yang dihadirkan oleh ESQ mengatakan kepada Allah swt. “Aku ingin kembali”. Apakah Allah menjawab “Ya, oke deh, boleh” setelah Allah berfirman sekali-sekali tidak? Berarti maksud ayat ini adalah “sekali-sekali tidak boleh, tetapi untuk orang tertentu, boleh-boleh saja”.
Nb : Bagikan cerita ini kepada semua orang, agar mereka mendapat hikmahnya dari cerita ini. Ternyata hidup ini hanya sementara, dan hanya amal serta hati yang bersih yang menuntun kita menuju jalan kehadapan Illahi.
TERNYATA HIDUP INI HANYA SEMENTARA? Emang baru percaya setelah ada orang yang bicara di hadapan almni ESQ? Setelah Allah telah berfirman di dalam al Qur’an, kurang percaya. Setelah Nabi bersabda dalam hadiths, kurang percaya. Tetapi setelah seorang wanita yang tidak dikenal, yang sepertinya masuk Islam beberapa detik sebelum wafat, menyatakan hal yang sama, baru anda percaya dan meyakini dengan sungguh-sungguh?
Astagfirullah al adzim.
Alangkah baiknya kalau ummat Islam tidak peduli dengan kisah2 seperti ini. Sumber informasi tidak jelas dan tidak bisa dibuktikan benar atau tidak. Al Qur’an jelas. Hadiths Nabi Muhammad (SAW.) jelas. Tetapi cerita dari orang yang tidak dikenal malah lebih mampu menarik perhatian ummat Islam. Sayang sekali. Saya jadi ingat acara TV “Dunia Lain” di mana orang bisa duduk dan menatap layar TV untuk belasan minit tanpa bergerak hanya untuk menyaksikan sebuah “pocong” untuk 2 detik. Inti dari cerita mati suri ini kurang lebih sama. Anda tidak bisa melihatnya sendiri, anda tidak punya bukti apa benar atau tidak, tetapi yang jelas ini sebuah kisah yang penuh dengan misteri dan kejadian ajaib.
Makanya sedang disebarkan ke semua teman sesama Muslim di internet.
Semoga ummat Islam bisa segera tinggalkan kisah-kisah seperti ini yang tidak punya dampak terhadap kebenaran Islam sama sekali. Al Qur’an dan agama Islam yang telah disampaikan kepada kita dari Nabi Muhammad (SAW.) telah benar sendiri dan tidak perlu kisah-kisah misterius yang penuh dengan fakta yang tidak jelas dari orang yang tidak jelas untuk meyakinkan orang yang sudah beriman.
Kalau anda merasa lebih beriman setelah mendengar kisah yang tidak jelas ini, maka saya minta jawaban atas semua pertanyaan saya di atas. Dan kalau anda tidak bisa menjawab, tetapi masih meyakini kebenarannya, berarti anda makin mirip dengan orang dari lain agama yang meyakini agamanya hanya karena penuh dengan kejadian ajaib dan ajaran spiritual yang diciptakan oleh manusia. Dan mereka juga yakin walaupun agama mereka penuh dengan fakta-fakta yang tidak jelas, alias tidak masuk akal.
Semoga ummat Islam tidak membutuhkan kisah aneh dari orang yang tidak jelas untuk membenarkan ajaran agama kita.